+62 882-2534-7699

kuripankidul89@gmail.com

Verifikasi STBM 5 Pilar Desa Kuripan Kidul

Kuripan Kidul, 18 Juni 2025 –Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat melalui perubahan perilaku higiene dan sanitasi, diadakan pengembangan kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Kuripan Kidul pada Rabu, 18 Juni 2025.

Acara ini meliputi kegiatan verifikasi desa dengan menekankan pada lima pilar perubahan perilaku yang menjadi fokus utama, yaitu

  1. Stop Buang Air Besar Sembarangan

Masyarakat diimbau untuk tidak buang air besar di sembarang tempat, seperti sungai, hutan, atau semak-semak, melainkan menggunakan jamban yang layak

  1. Cuci Tangan Pakai Sabun

Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah aktivitas yang berpotensi membuat tangan kotor, seperti buang air besar, sebelum makan, dan setelah kontak dengan hewan peliharaan dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit menular

  1. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga

Masyarakat dianjurkan untuk mengolah air minum dan makanan rumah tangga dengan baik, misalnya dengan memasak air sebelum diminum dan menutup makanan dengan benar untuk menghindari kontaminasi

  1. Pengamanan Sampah Rumah Tangga

Pengelolaan sampah yang baik, seperti dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), dapat mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan kesehatan

  1. Pengamanan Limbah Cair Keluarga

Limbah cair rumah tangga, seperti air bekas cucian atau limbah jamban, harus diolah dengan benar agar tidak mencemari lingkungan

Verifikasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa masyarakat telah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) secara berkelanjutan dan desa tersebut layak disebut sebagai desa STBM. Sebagai wujud keberhasilnnya, diadakannya kegiatan STBM dapat membantu mengurangi resiko munculnya penyakit berbasis lingkungan misal yang disebabkan oleh sanitasi yang buruk seprti diare, kolera, dan penyakit kulit.

STBM pada akhirnya juga berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat seperti mencegah stunting, mnciptakan kemandirian, dan pembangunan berkelanjutan.

Label:

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca artikel lainnya